Apakah Benar kalau berkelahi adalah lambang kejantaan seorang laki-laki? Jika jawabannya benar berarti saya termasuk laki-laki kurang jantan karena saya tidak suka berkelahi. Dalam sejarah hidup, jumlah perkelahian yang saya lakukan bisa dihitung dengan jari.
Lawan saya juga hanya satu orang yaitu teman sekolah yang rumahnya di depan rumah saya. Itu terjadi ketika kami masih duduk di bangku Sekolah Rakyat. Dia juga lawan tetap saya. Setelah duduk di bangku SMP dan seterusnya saya tidak pernah berkelahi lagi.
Jika berkelahi bukan lambang kejantanan mengapa sampai muncul unen-unen (ungkapan) berbunyi: Dudu arek lanang nek gak tau gelut, artinya bukan anak laki-laki kalau nggak pernah berkelahi. Faktanya, dalam perkelahian hampir selalu melibatkan laki-laki. Wanita yang berkelahi memang ada tetapi jumlahnya tidak terlalu banyak.
Olahraga bernuansa ‘berkelahi’ umumnya di dominasi kaum pria. Tinju, judo, karate, gulat, taekwondo, sumo, dan lain sebagainya juga lebih banyak diminati oleh cowok atau pemuda. Tentu saja ada aturan yang harus ditaati oleh atlit agar olahraga bela diri itu tidak berubah menjadi perkelahian dalam arti yang sebenarnya.
Berkelahi sebagai lambang kejantanan nilainya berkurang jika yang terlibat jumlahnya tidak seimbang. Nilai kejantanan beberapa laki-laki yang mengeroyok seorang laki-laki dianggap menurun. “Wanine kok ngroyok’, beraninya kok mengeroyok.
Demikian pula jika laki-laki menganiaya perempuan. Menang ora kondang, kalah ngisin-ngisini, menang tidak ngetop, kalah memalukan. KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) termasuk kategori ini karena laki-laki kok beraninya menganiaya perempuan.
Bagaimana dengan tawuran? Ini sih perilaku jaman batu. Apapun alasannya, tawuran merupakan perbuatan asosial, wujud solidaritas sempit, dan langkah membabi buta. Di mana letak sportivitas dan moto Fair Play’ jika pemain sepakbola berkelahi atau mengeroyok wasit? Demikian pula tawuran antar pelajar, mahasiswa, atau antar kampung tak ada nilai lebihnya. Yang muncul hannyalah kerugian, baik korban jiwa maupun kerugian harta benda.
Lambang kejantanan seorang laki-laki bukan hanya dilihat dari kekuatan fisik semata tetapi juga otak, ucapan, sikap, dan tingkah lakunya.
Kiriman: Adi Pratama
Demikianlah Apakah Berkelahi Lambang Kejantanan Seorang Pria?, Sekian Terimakasih, Luangkan Waktu Anda Juga Untuk Baca Postingan yang lain Yaitu 10 Olahraga ini Lagi Trend Dan Di Gemari Perempuan / Wanita Karir
Lawan saya juga hanya satu orang yaitu teman sekolah yang rumahnya di depan rumah saya. Itu terjadi ketika kami masih duduk di bangku Sekolah Rakyat. Dia juga lawan tetap saya. Setelah duduk di bangku SMP dan seterusnya saya tidak pernah berkelahi lagi.
Jika berkelahi bukan lambang kejantanan mengapa sampai muncul unen-unen (ungkapan) berbunyi: Dudu arek lanang nek gak tau gelut, artinya bukan anak laki-laki kalau nggak pernah berkelahi. Faktanya, dalam perkelahian hampir selalu melibatkan laki-laki. Wanita yang berkelahi memang ada tetapi jumlahnya tidak terlalu banyak.
Olahraga bernuansa ‘berkelahi’ umumnya di dominasi kaum pria. Tinju, judo, karate, gulat, taekwondo, sumo, dan lain sebagainya juga lebih banyak diminati oleh cowok atau pemuda. Tentu saja ada aturan yang harus ditaati oleh atlit agar olahraga bela diri itu tidak berubah menjadi perkelahian dalam arti yang sebenarnya.
Berkelahi sebagai lambang kejantanan nilainya berkurang jika yang terlibat jumlahnya tidak seimbang. Nilai kejantanan beberapa laki-laki yang mengeroyok seorang laki-laki dianggap menurun. “Wanine kok ngroyok’, beraninya kok mengeroyok.
Demikian pula jika laki-laki menganiaya perempuan. Menang ora kondang, kalah ngisin-ngisini, menang tidak ngetop, kalah memalukan. KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) termasuk kategori ini karena laki-laki kok beraninya menganiaya perempuan.
Bagaimana dengan tawuran? Ini sih perilaku jaman batu. Apapun alasannya, tawuran merupakan perbuatan asosial, wujud solidaritas sempit, dan langkah membabi buta. Di mana letak sportivitas dan moto Fair Play’ jika pemain sepakbola berkelahi atau mengeroyok wasit? Demikian pula tawuran antar pelajar, mahasiswa, atau antar kampung tak ada nilai lebihnya. Yang muncul hannyalah kerugian, baik korban jiwa maupun kerugian harta benda.
Lambang kejantanan seorang laki-laki bukan hanya dilihat dari kekuatan fisik semata tetapi juga otak, ucapan, sikap, dan tingkah lakunya.
Kiriman: Adi Pratama
Demikianlah Apakah Berkelahi Lambang Kejantanan Seorang Pria?, Sekian Terimakasih, Luangkan Waktu Anda Juga Untuk Baca Postingan yang lain Yaitu 10 Olahraga ini Lagi Trend Dan Di Gemari Perempuan / Wanita Karir