KUAKAP.COM - Cara Terbaik Menghadapi Konflik Dengan Pasangan Atau Pacar, Tekanan darah Dewi mendadak meninggi ketika Toni, suaminya, tak juga menelpon atau memberi kabar kapan akan pulang, padahal meja makan telah siap dengan hidangan makan malam. Kebiasaan Toni yang sering dikritik Dewi ini tak juga bisa berubah. Kejadian ini sudah berulang kali menjadi sumber konflik antara mereka berdua. “Saya sudah bilang pada Toni, agar memberi kabar jika pulang agak larut, atau jika ada acara makan malam di luar. Dengan demikian saya tidak menunggu seperti ini ‘kan?” keluh Dewi.
picture via pixabay edit by kuakap.com
Ketika mobil Toni akhirnya tiba juga di depan garasi pada sebuah pukul 11 malam, Dewi sudah siap dengan ‘semprotan’nya. Alih-alih melampiaskan rasa marah, Toni pun membalas dengan tak kalah berangnya. “Saya masih sangat lelah karena rapat seharian, mengapa tiba-tiba kamu memarahi saya dengan cara seperti itu?” tukas Toni. Akhirnya terjadilah pertengkaran mulut yang sengit.
Pola hubungan mana yang tak mengenal adanya konflik? Semua hubungan, baik hubungan persahabatan apalagi hubungan asmara (laki-laki dan perempuan) pasti mengenal yang disebut dengan konflik. Namanya juga dua manusia dari planet berbeda (Men Are From Mars, Women from Venus…), malah tak wajar jika tak pernah merasakan konflik. Sebagian orang malah menyebut konflik sebagai bumbu penyedap perkawinan, meski keberadaannya tak jarang juga jadi sumber ‘penyakit’ yang kadang dapat mematikan perkawinan itu sendiri.
Cara pasangan dalam mengatasi konflik adalah salah satu topik yang diteliti secara serius oleh John Gottman PhD, seorang profesor psikologi dari University of Washington di Seattle. Dari penelitiannya disimpulkan bahwa pasangan yang memiliki pola hubungan yang bahagia dan stabil, ternyata tahu persis bagaimana mengatasi dan menyelesaikan konflik yang terjadi di antara mereka.
Dari penelitian yang dilakukan belum lama ini, ditemukan 5 cara efektif yang dapat dipraktekkan untuk mengatasi konflik :
1. Gunakan cara yang lembut. Mulailah mengatasi konflik dengan pertanyaan yang dilontarkan dengan nada rendah, tanpa tersulut emosi. Utarakan keluhan tanpa bernada mengkritik. Kritikan yang dilontarkan secara tajam selalu mengarah pada perilaku menyalahkan pasangan, yang tentu saja akan berbuntut pada mekanisme pertahanan diri, bukan introspeksi untuk menyelesaikan konflik tersebut.
2. Saling memberi pengaruh. Dalam hubungan yang sehat, menurut Gottman, terjadi pertukaran pengaruh yang seimbang antara satu dengan yang lain, termasuk pengaruh soal kebiasaan-kebiasaan. Jika salah satu pasangan menerima dengan baik pengaruh tersebut, maka ia pun akan berlaku hal yang sama: akan juga menerima kebiasaan-kebiasaan sang istri.
3. Beralih sejenak, lalu perbaiki. Dalam mengatasi konflik, tak jarang seorang menjadi ‘gelap mata’ lalu terus nyerocos dengan kata-kata yang makin memperkeruh konflik, bahkan akan merambat ke hal-hal yang sulit diterima akal sehat. Padahal konfliknya sendiri belum tentu separah yang dikira. Tidak masuk akal. Dalam keadaan ‘panas’, mustahil akan ditemukan kata sepakat. Oleh karenanya, Gottman menyarankan agar salah satu pasangan mengalihkan fokus pada hal-hal lain, atau bahkan berhenti memikirkan masalah itu sejenak. Setelah 20 menit, baru lanjutkan lagi dengan suasana yang tidak sepanas pada awalnya.
4. Niat positif. Konflik baru dapat diselesaikan jika masing-masing pasangan memang berkeinginan untuk menyelesaikannya. Pernyataan-pernyataan seperti “Saya sangat sedih”, “Ayo kita mulai hubungan yang lebih baru” atau “Tolong dengarkan dulu saya, please” merupakan pernyataan yang mengarah ke hal-hal positif, yang akan membawa perbaikan.
5. Sisipkan humor. Kedengarannya memang tidak masuk akal: bagaimana bisa menyisipkan humor di saat kepala sedang mengepul? Hal-hal sulit kadang berbuah keberhasilan. Dengan latihan untuk menenangkan diri sendiri, hal ini dapat dilakukan dengan mudah. Menyisipkan kata-kata humor atau mengecup pipi pasangan, dapat dipastikan akan membuat suasana panas menjadi sedikit ‘adem’.
Demikianlah Artikel Review masalah rumah tangga Dari www.kuakap.com, Semoga Dengan Ulasan Singkat Dan Sederhana ini Dapat Berguna / manfaat Untuk Kita Semua, Sekian Dan Terimakasih, Luangkan Waktu Anda Juga Untuk Baca Postingan Sebelumnya Yaitu Bagaimana Cara Menghadapi Pria Playboy Alias Mata Keranjang
Ketika mobil Toni akhirnya tiba juga di depan garasi pada sebuah pukul 11 malam, Dewi sudah siap dengan ‘semprotan’nya. Alih-alih melampiaskan rasa marah, Toni pun membalas dengan tak kalah berangnya. “Saya masih sangat lelah karena rapat seharian, mengapa tiba-tiba kamu memarahi saya dengan cara seperti itu?” tukas Toni. Akhirnya terjadilah pertengkaran mulut yang sengit.
Pola hubungan mana yang tak mengenal adanya konflik? Semua hubungan, baik hubungan persahabatan apalagi hubungan asmara (laki-laki dan perempuan) pasti mengenal yang disebut dengan konflik. Namanya juga dua manusia dari planet berbeda (Men Are From Mars, Women from Venus…), malah tak wajar jika tak pernah merasakan konflik. Sebagian orang malah menyebut konflik sebagai bumbu penyedap perkawinan, meski keberadaannya tak jarang juga jadi sumber ‘penyakit’ yang kadang dapat mematikan perkawinan itu sendiri.
Cara pasangan dalam mengatasi konflik adalah salah satu topik yang diteliti secara serius oleh John Gottman PhD, seorang profesor psikologi dari University of Washington di Seattle. Dari penelitiannya disimpulkan bahwa pasangan yang memiliki pola hubungan yang bahagia dan stabil, ternyata tahu persis bagaimana mengatasi dan menyelesaikan konflik yang terjadi di antara mereka.
Dari penelitian yang dilakukan belum lama ini, ditemukan 5 cara efektif yang dapat dipraktekkan untuk mengatasi konflik :
1. Gunakan cara yang lembut. Mulailah mengatasi konflik dengan pertanyaan yang dilontarkan dengan nada rendah, tanpa tersulut emosi. Utarakan keluhan tanpa bernada mengkritik. Kritikan yang dilontarkan secara tajam selalu mengarah pada perilaku menyalahkan pasangan, yang tentu saja akan berbuntut pada mekanisme pertahanan diri, bukan introspeksi untuk menyelesaikan konflik tersebut.
2. Saling memberi pengaruh. Dalam hubungan yang sehat, menurut Gottman, terjadi pertukaran pengaruh yang seimbang antara satu dengan yang lain, termasuk pengaruh soal kebiasaan-kebiasaan. Jika salah satu pasangan menerima dengan baik pengaruh tersebut, maka ia pun akan berlaku hal yang sama: akan juga menerima kebiasaan-kebiasaan sang istri.
3. Beralih sejenak, lalu perbaiki. Dalam mengatasi konflik, tak jarang seorang menjadi ‘gelap mata’ lalu terus nyerocos dengan kata-kata yang makin memperkeruh konflik, bahkan akan merambat ke hal-hal yang sulit diterima akal sehat. Padahal konfliknya sendiri belum tentu separah yang dikira. Tidak masuk akal. Dalam keadaan ‘panas’, mustahil akan ditemukan kata sepakat. Oleh karenanya, Gottman menyarankan agar salah satu pasangan mengalihkan fokus pada hal-hal lain, atau bahkan berhenti memikirkan masalah itu sejenak. Setelah 20 menit, baru lanjutkan lagi dengan suasana yang tidak sepanas pada awalnya.
4. Niat positif. Konflik baru dapat diselesaikan jika masing-masing pasangan memang berkeinginan untuk menyelesaikannya. Pernyataan-pernyataan seperti “Saya sangat sedih”, “Ayo kita mulai hubungan yang lebih baru” atau “Tolong dengarkan dulu saya, please” merupakan pernyataan yang mengarah ke hal-hal positif, yang akan membawa perbaikan.
5. Sisipkan humor. Kedengarannya memang tidak masuk akal: bagaimana bisa menyisipkan humor di saat kepala sedang mengepul? Hal-hal sulit kadang berbuah keberhasilan. Dengan latihan untuk menenangkan diri sendiri, hal ini dapat dilakukan dengan mudah. Menyisipkan kata-kata humor atau mengecup pipi pasangan, dapat dipastikan akan membuat suasana panas menjadi sedikit ‘adem’.
Demikianlah Artikel Review masalah rumah tangga Dari www.kuakap.com, Semoga Dengan Ulasan Singkat Dan Sederhana ini Dapat Berguna / manfaat Untuk Kita Semua, Sekian Dan Terimakasih, Luangkan Waktu Anda Juga Untuk Baca Postingan Sebelumnya Yaitu Bagaimana Cara Menghadapi Pria Playboy Alias Mata Keranjang