Kalian pasti tidak asing lagi dengan sumpah Palapa yang diucapkan oleh Patih Gajah Mada di masa kerajaan Majapahit pada tahun 1336. Sumpah yang menyatakan bahwa sebelum menyatukan Nusantara, Patih Gajah Mada tidak akan menikmati Palapa. Tapi, kita tidak akan membahas sejarah mengenai Patih Gajah Mada dan asal usul sumpah tersebut, tetapi kita akan membahas tentang teknologi dari satelit Palapa yang namanya juga diambil dari sumpah tersebut.Satelit Palapa
Peluncuran pertama satelit komunikasi domestik Palapa A-1 ke angkasa pada 9 Juli 1976. Satelit yang merupakan buatan dari Hughes (AS) ini diluncurkan dari tanjung Canaveral, Florida, AS. Peluncuran satelit Palapa ini menempatkan Indonesia sebagai negara ketiga setelah Amerika Serikat (AS) dan Kanada dalam teknologi per-satelitan. Keputusan Presiden Soeharto ketika itu untuk membeli satelit Palapa ini, sekarang terlihat manfaatnya.
Mungkin tanpa satelit Palapa sudah tidak ada Indonesia yang kita kenal sekarang ini, satelit komunikasi yang menghubungkan seluruh kepulauan Nusantara dari Sabang sampai Merauke. Saat itu, Palapa A-1 ditempatkan pada orbit di ketinggian 36.000 km diatas bumi dan dikendalikan oleh Stasiun Pengendali Utama (SPU) di Cibinong, Jawa Barat.
Kemudian, pada 10 Maret 1977, Indonesia-pun berhasil meluncurkan satelit berikutnya yang diberi nama Palapa A-2 yang memilik 12 transponder seperti yang dimiliki Palapa A-1. Kedua satelit komunikasi Indonesia itu memiliki umur yang relatif pendek, yaitu 7 tahun. Dimana Palapa A-1 berakhir masa operasinya pada tahun 1983 dan Palapa A-2 berakhir pada tahun 1984. Namun, saat itu pemerintah Indonesia melalui Perumtel yang kini bernam Telkom telah mengantisipasi umur satelit tersebut jauh-jauh hari dan sudah memikirkan penggantinya, yaitu Palapa B-1 yang diluncurkan pada 17 Juni 1983.
Karena suatu masalah, maka satelit Palapa B-1 berumur pendek yaitu hanya 2 tahun. Untungnya pemerintah sudah menyiapkan Palapa B-2 yang kemudian diluncurkan pada 2 Februari 1984. Namun, satelit tersebut bermasalah lagi, sehingga tidak masuk pada orbitnya dan kemudian hilang.
Pemerintah Indonesia-pun segera meluncurkan satelit pengganti Palapa B2P pada 21 Maret 1987 dan masuk pada slot orbit 113 derajat Bujur Timur (BT). Satelit Palapa B-2 yang hilang kemudian berhasil ditemukan. Kemudia diluncurkan kembali dengan nama Palapa B2R dan berhasil menempati slot orbit 108 derajat BT pada 14 April 1990.
Untuk memenuhi kebutuhan Nasional, maka pada 14 Mei 1992 diluncurkan juga satelit Palapa B-4 dan berada pada slot 118 derajat BT. Setelah itu, Indonesia berturut-turut meluncurkan satelit Palapa C-1 pada 31 Januari 1996 dan langsung menempati slot 113 derajat BT. Satelit Palapa C-1 kemudian digantikan oleh Palapa C-2 yang bertipe 3 poros dengan 36 tansponder.
Masing-masing dengan lebar pita frekuensi (bandwith) 36 MHZ yang terbagi dalam 24 transponder C-band standar dengan daya 38 dBW (EIRP) dan 12 transponder C-band perluasan dengan daya 41 dBW (EIRP), memiliki reliabilitas 0,75 yang diluncurkan pada 15 Mei 1996 dan berusia 14 tahun. Satelit ini diluncurkan oleh Ariane-4 milik Arianespace dan masih dapat digunakan sampai tahun 2011.
Pada 31 Agustus 2009 yang lalu, Indosat berhasil meluncurkan satelit Palapa D yang menggantikan satelit Palapa C-2, yang akan berakhir masa orbitnya sekitar tahun 2010 sampai 2011. Satelit Palapa D akan beroperasi di orbit 113 derajat BT yang sekarang masih ditempati satelit Palapa C-2. Satelit Palapa D akan mempunyai masa operasi selama 15 tahun sedangkan satelit Palapa C-2 yang masih mempunyai masa aktif sekitar satu tahun lagi, akan direlokasi ke orbit 150,5 derajat BT yang sebelumnya ditempati Palapa C-1.
Satelit Palapa D dipesan dari Thales Alenia Space France (Perancis) dan diluncurkan dari Xichang Satellite Launch Center (XSLC), China, dengan menggunakan kendaraan peluncur Long March 3B, buatan Beijing Talentway Technology Corporation China.
Satelit D akan memiliki 40 transponder, lebih banyak dari Palapa C-2 yang hanya memiliki 36 tansponder. Dari 40 transponder itu, sekitar 40% akan digunakan untuk kepentingan Indosat di dalam negeri, sedangkan sisanya akan disewakan ke pihak luar Indosat, baik dari dalam mapun luar negeri yang menjangkau wilayah Asia hingga Afrika. Cakupan satelit ini bisa mencapai Asia, india, Jepang, dan Australia
Peluncuran pertama satelit komunikasi domestik Palapa A-1 ke angkasa pada 9 Juli 1976. Satelit yang merupakan buatan dari Hughes (AS) ini diluncurkan dari tanjung Canaveral, Florida, AS. Peluncuran satelit Palapa ini menempatkan Indonesia sebagai negara ketiga setelah Amerika Serikat (AS) dan Kanada dalam teknologi per-satelitan. Keputusan Presiden Soeharto ketika itu untuk membeli satelit Palapa ini, sekarang terlihat manfaatnya.
Mungkin tanpa satelit Palapa sudah tidak ada Indonesia yang kita kenal sekarang ini, satelit komunikasi yang menghubungkan seluruh kepulauan Nusantara dari Sabang sampai Merauke. Saat itu, Palapa A-1 ditempatkan pada orbit di ketinggian 36.000 km diatas bumi dan dikendalikan oleh Stasiun Pengendali Utama (SPU) di Cibinong, Jawa Barat.
Kemudian, pada 10 Maret 1977, Indonesia-pun berhasil meluncurkan satelit berikutnya yang diberi nama Palapa A-2 yang memilik 12 transponder seperti yang dimiliki Palapa A-1. Kedua satelit komunikasi Indonesia itu memiliki umur yang relatif pendek, yaitu 7 tahun. Dimana Palapa A-1 berakhir masa operasinya pada tahun 1983 dan Palapa A-2 berakhir pada tahun 1984. Namun, saat itu pemerintah Indonesia melalui Perumtel yang kini bernam Telkom telah mengantisipasi umur satelit tersebut jauh-jauh hari dan sudah memikirkan penggantinya, yaitu Palapa B-1 yang diluncurkan pada 17 Juni 1983.
Karena suatu masalah, maka satelit Palapa B-1 berumur pendek yaitu hanya 2 tahun. Untungnya pemerintah sudah menyiapkan Palapa B-2 yang kemudian diluncurkan pada 2 Februari 1984. Namun, satelit tersebut bermasalah lagi, sehingga tidak masuk pada orbitnya dan kemudian hilang.
Pemerintah Indonesia-pun segera meluncurkan satelit pengganti Palapa B2P pada 21 Maret 1987 dan masuk pada slot orbit 113 derajat Bujur Timur (BT). Satelit Palapa B-2 yang hilang kemudian berhasil ditemukan. Kemudia diluncurkan kembali dengan nama Palapa B2R dan berhasil menempati slot orbit 108 derajat BT pada 14 April 1990.
Untuk memenuhi kebutuhan Nasional, maka pada 14 Mei 1992 diluncurkan juga satelit Palapa B-4 dan berada pada slot 118 derajat BT. Setelah itu, Indonesia berturut-turut meluncurkan satelit Palapa C-1 pada 31 Januari 1996 dan langsung menempati slot 113 derajat BT. Satelit Palapa C-1 kemudian digantikan oleh Palapa C-2 yang bertipe 3 poros dengan 36 tansponder.
Masing-masing dengan lebar pita frekuensi (bandwith) 36 MHZ yang terbagi dalam 24 transponder C-band standar dengan daya 38 dBW (EIRP) dan 12 transponder C-band perluasan dengan daya 41 dBW (EIRP), memiliki reliabilitas 0,75 yang diluncurkan pada 15 Mei 1996 dan berusia 14 tahun. Satelit ini diluncurkan oleh Ariane-4 milik Arianespace dan masih dapat digunakan sampai tahun 2011.
Pada 31 Agustus 2009 yang lalu, Indosat berhasil meluncurkan satelit Palapa D yang menggantikan satelit Palapa C-2, yang akan berakhir masa orbitnya sekitar tahun 2010 sampai 2011. Satelit Palapa D akan beroperasi di orbit 113 derajat BT yang sekarang masih ditempati satelit Palapa C-2. Satelit Palapa D akan mempunyai masa operasi selama 15 tahun sedangkan satelit Palapa C-2 yang masih mempunyai masa aktif sekitar satu tahun lagi, akan direlokasi ke orbit 150,5 derajat BT yang sebelumnya ditempati Palapa C-1.
Satelit Palapa D dipesan dari Thales Alenia Space France (Perancis) dan diluncurkan dari Xichang Satellite Launch Center (XSLC), China, dengan menggunakan kendaraan peluncur Long March 3B, buatan Beijing Talentway Technology Corporation China.
Satelit D akan memiliki 40 transponder, lebih banyak dari Palapa C-2 yang hanya memiliki 36 tansponder. Dari 40 transponder itu, sekitar 40% akan digunakan untuk kepentingan Indosat di dalam negeri, sedangkan sisanya akan disewakan ke pihak luar Indosat, baik dari dalam mapun luar negeri yang menjangkau wilayah Asia hingga Afrika. Cakupan satelit ini bisa mencapai Asia, india, Jepang, dan Australia
- Kapan Hari Penting Satelit Palapa Di Mulai ? Yaitu Tanggal 9 Juli
- Dimana Hari Besar Satelit Palapa Diperingati Atau Rayakan? Tepatnya Di Indonesia