10/26/2016

Berita Pada Hari ini Tanggal 3 Oktober 2016 ada beberapa peringatan hari penting seperti Hari Persatuan Jerman (Tag der Deutschen Einheit) Korea Selatan - Hari Pendirian Negara (Gaecheonjeol 개천절)1949 - HUT Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah) serta hari Pembela Tanah Air (PETA).

Tentara Sukarela Pembela Tanah Air atau PETA adalah kesatuan militer yang dibentuk Jepang di Indonesia dalam masa pendudukan Jepang. Tentara Pembela Tanah Air dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1943 berdasarkan maklumat Osamu Seirei No 44 yang diumumkan oleh Panglima Tentara Ke-16, Letnan Jendral Kumakichi Harada sebagai Tentara Sukarela. Pelatihan pasukan Peta dipusatkan di kompleks militer Bogor yang diberi nama Jawa Bo-ei Giyûgun Kanbu Resentai.

Tentara PETA telah berperan besar dalam Perang Kemerdekaan Indonesia. Beberapa tokoh nasional yang dulunya tergabung dalam PETA antara lain mantan presiden Soeharto dan Jendral Besar Soedirman. Veteran-veteran tentara PETA telah menentukan perkembangan dan evolusi militer Indonesia, antara lain setelah menjadi bagian penting dari pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR), Tentara Keamanan Rakyat (TKR), Tentara Keselamatan Rakyat, Tentara Republik Indonesia (TRI) hingga akhirnya TNI. Karena hal ini, PETA banyak dianggap sebagai salah satu cikal bakal dari Tentara Nasional Indonesia.
LATAR BELAKANG

Pembentukan PETA dianggap berawal dari surat Raden Gatot Mangkupradja kepada Gunseikan (kepala pemerintahan militer Jepang) pada bulan September 1943 yang antara lain berisi permohonan agar bangsa Indonesia diperkenankan membantu pemerintahan Jepang di medan perang.

Pada pembentukannya, banyak anggota Seinen Dojo (Barisan Pemuda) yang kemudian menjadi anggota senior dalam barisan PETA. Ada pendapat bahwa hal ini merupakan strategi Jepang untuk membangkitkan semangat patriotisme dengan memberi kesan bahwa usul pembentukan PETA berasal dari kalangan pemimpin Indonesia sendiri.

Pendapat ini ada benarnya, karena, sebagaimana berita yang dimuat pada koran “Asia Raya” pada tanggal 13 September 1943, yakni adanya usulan sepuluh ulama: K.H. Mas Mansyur, KH. Adnan, Dr. Abdul Karim Amrullah (HAMKA), Guru H. Mansur, Guru H. Cholid. K.H. Abdul Madjid, Guru H. Jacob, K.H. Djunaedi, U. Mochtar dan H. Mohammad Sadri, yang menuntut agar segera dibentuk tentara sukarela bukan wajib militer yang akan mempertahankan Pulau Jawa. Hal ini menunjukkan adanya peran golongan agama dalam rangka pembentukan milisi ini.

Tujuan pengusulan oleh golongan agama ini dianggap untuk menanamkan paham kebangsaan dan cinta tanah air yang berdasarkan ajaran agama. Hal ini kemudian juga diperlihatkan dalam panji atau bendera tentara PETA yang berupa matahari terbit (lambang kekaisaran Jepang) dan lambang bulan sabit dan bintang (simbol kepercayaan Islam).

Pendirian PETA didasarkan pada maklumat Osamu Seirei Nomor 44 yang diumumkan oleh Panglima Tentara ke-16, Letnan Jenderal Kumakichi Harada.

Osamu Seirei No 44, 3 Oktober 1943 berisikan mengenai Pembentukan Pasukan Sukarela untuk membela Pulau Jawa dengan status :
  • Kesatu, Tentara Pembela Tanah Air (PETA), terdiri dari warga negara yang asli
  • Kedua, Tentara Pembela Tanah Air (PETA), dilatih oleh tentara Jepang
  • Ketiga, Tentara Pembela Tanah Air (PETA), bukan milik organisasi manapun, langsung dibawah Panglima Tentara Jepang
  • Keempat, Tentara Pembela Tanah Air (PETA), sebagai tentara teritorial yang berkewajiban mempertahankan wilayahnya (syuu)
  • Kelima, Tentara Pembela Tanah Air (PETA), siap melawan sekutu
Pemberontakan Batalion PETA di Blitar
Pada tanggal 14 Februari 1945, pasukan PETA di Blitar di bawah pimpinan Supriadi melakukan sebuah pemberontakan. Pemberontakan ini berhasil dipadamkan dengan memanfaatkan pasukan pribumi yang tak terlibat pemberontakan, baik dari satuan PETA sendiri maupun Heiho. Supriadi, pimpinan pasukan pemberontak tersebut, menurut sejarah Indonesia dinyatakan hilang dalam peristiwa ini.

Akan tetapi, pimpinan lapangan dari pemberontakan ini, yang selama ini dilupakan sejarah, Muradi, tetap bersama dengan pasukannya hingga saat terakhir. Mereka semua pada akhirnya, setelah disiksa selama penahanan oleh Kempeitai (PM), diadili dan dihukum mati dengan hukuman penggal sesuai dengan hukum militer Tentara Kekaisaran Jepang di Eevereld (sekarang pantai Ancol) pada tanggal 16 Mei 1945.

Pembubaran PETA
Pada tanggal 18 Agustus 1945, sehari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, berdasarkan perjanjian kapitulasi Jepang dengan blok Sekutu, Tentara Kekaisaran Jepang memerintahkan para daidan batalion PETA untuk menyerah dan menyerahkan senjata mereka, dimana sebagian besar dari mereka mematuhinya.
Presiden Republik Indonesia yang baru saja dilantik, Sukarno, mendukung pembubaran ini ketimbang mengubah PETA menjadi tentara nasional, karena tuduhan blok Sekutu bahwa Indonesia yang baru lahir adalah kolaborator Kekaisaran Jepang bila ia memperbolehkan milisi yang diciptakan Jepang ini untuk dilanjutkan. Sehari kemudian, tanggal 19 Agustus 1945, panglima terakhir Tentara Ke-16 di Jawa, Letnan Jendral Nagano Yuichiro, mengucapkan pidato perpisahan pada para anggota kesatuan PETA.

Peran Dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
Sumbangsih dan peranan tentara PETA dalam masa Perang Kemerdekaan Indonesia sangatlah besar. Demikian juga peranan mantan Tentara PETA dalam kemerdekaan Indonesia. Beberapa tokoh yang dulunya tergabung dalam PETA antara lain mantan presiden Soeharto dan Jendral Besar Soedirman.

Mantan Tentara PETA menjadi bagian penting pembentukan Tentara Nasional Indonesia (TNI), mulai dari Badan Keamanan Rakyat (BKR), Tentara Keamanan Rakyat (TKR), Tentara Keselamatan Rakyat, Tentara Republik Indonesia (TRI) hingga TNI. Untuk mengenang perjuangan Tentara PETA, pada tanggal 18 Desember 1995 diresmikan monumen PETA yang letaknya di Bogor, bekas markas besar PETA.

Museum Pembela Tanah Air (PETA)
Alamat: Jl.Jenderal Sudirman N0.35 Bogor Jawa Barat,Indonesia
Telp/Fax : 0251-8344560

Lokasi gedung terletak sekitar 700m dari Istana Bogor. pada tahun 1943 gedung ini digunakan sebagai pusat pelatihan pasukan tanah air (walaupun masih di bawah kontrol Jepang). Namun di kemudian hari , pasukan PETA sering mengadakan perlawanan ke pihak jepang . dan PETA ini lah yang akhirnya menjadi salah satu cikal bakal satuan yang bersatu membentuk BKR (lalu TKR dan lalu TNI).

Tentara Peta merupakan tentara kebangsaan yang oleh pemimpin-pemimpin pergerakan kebangsaan Tanah Air saat itu dipersiapkan untuk menjadi tentara kebangsaan Negara Indonesia Merdeka. Di Kota Bogor inilah pertama kali diselenggarakan pembentukan taruna-taruna yang kemudian melahirkan perwira-perwira Tentara Sukarela Pembela Tanah Air, Tentara Kebangsaan Indonesia.

Di bumi prajurit Pabaton Bogor inilah telah dibangkitkan jiwa keprajuritan kebangsaan Indonesia yang menggerakan setiap perwira Tentara Sukarela Pembela Tanah Air untuk dikemudian hari berperan didalam gerakan persiapan Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia sampai pada pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang menjadi cikal bakal Tentara Indonesia.

Selintas Tentang Museum PETA
Gedung yang difungsikan sebagai museum ini dibangun pada tahun 1745 oleh tentara Knil dengan gaya bangunan Eropa (Inggris). Pembangunan monumen dan Museum PETA (Pembela Tanah Air) atas prakarsa YAPETA (Yayasan Pembela Tanah Air) yang bertujuan untuk memberikan penghargaan kepada mantan tentara PETA dan kontribusinya pada pendirian bangsa dan negara ini. Disamping untuk memberikan gambaran perjuangan kemerdekaan Indonesia dan persiapan dalam mengisi kemerdekaan tersebut.

Persiapan pendirian museum dimulai pada tanggal 14 Nopember 1993 dengan peletakan batu pertamanya oleh Wakil Presiden RI, yang juga sesepuh YAPETA, yaitu Bapak Umar Wirahadikusumah. Museum ini sebelumnya membaur dengan komplek zeni. Gedung ini diresmikan sebagai Museum yang didedikasikan untuk para prajurit PETA pada tanggal 18 Desember 1995 oleh H. M. Soeharto (Presiden RI ke II) juga sebagai mantan Perwira PETA angkatan I.

Kota Bogor inilah dahulu yang menjadi pusat latihan tentara yang bernama Jawa Boei Giyugun Kanbu Kyo Iku Tai (Pusat Pendidikan Perwira Tentara Sukarela Pembela Tanah Air di Jawa). Sehingga pada tanggal 19 Oktober 1995, melalui surat keputusan DPRD Kotamadya Tingkat II Bogor Nomor.3/kep/DPRD/1995 telah menetapkan Bogor sebagai Kota Pembela Tanah Air (PETA).

Hal tersebut semakin mengukuhkan Bogor sebagai bumi keprajuritan yang melahirkan perwira-perwira tangguh, yang kemudian berperan besar dalam gerakan persiapan menuju kemerdekaan bangsa Indonesia yang merupakan cikal bakal terbentuknya TNI.

Koleksi Museum
Seperti umumnya museum sejarah, penyajiannya dalam bentuk diorama. Museum Peta memiliki 14 diorama yang menceritakan tentang peristiwa pembentukan tentara Peta dan beberapa kontribusinya dalam proses pergerakan kebangsaan untuk mencapai kemerdekaan.

Pada tanggal 3 Oktober 1943 bertempat dibekas Kesatriaan tentara KNIL/Belanda, Pabaton Bogor, sekarang menjadi Jl. Jend. Sudirman dijadikan sebagai tempat diselenggarakannya pendidikan Perwira Tentara Sukarela Pembela Tanah Air.

Koleksi yang ada di Museum Peta
Relief/Monumen, yang menceritakan dari awal terbentuknya tentara PETA dan terjadinya pertempuran tentara PETA melawan Penjajah. Koleksi patung, perlengkapan perang, meriam, dan senjata lainnya

Biodata Profil Singkat Beberapa Tokoh Ternama Atau Penting Yang Ultah / Ulang Tahun Tanggal 3 Oktober Diantaranya
  • 1716 - Giovanni Battista Beccaria, fisikawan Italia Meninggal Pada Tahun 1781 
  • 1848 - Henry Lerolle, pelukis Perancis dan kolektor seni Meninggal Pada Tahun 1929 
  • 1863 - Pyotr Kozlov, arkeolog Rusia Meninggal Pada Tahun 1935 
  • 1889 - Carl von Ossietzky, wartawan Jerman dan aktivis, penerima Penghargaan Nobel Meninggal Pada Tahun 1938 
  • 1919 - James M. Buchanan, ekonom Amerika  Pernah Menerima Penghargaan Nobel DIa Meninggal Pada Tahun 2013 
  • 1925 - George Wein, pianis Amerika dan juga produser yang mendirikan Folk Newport
  • 1934 - Miguel Ángel-Cárdenas Seorang Pelukis Keturunan Kolombia-Belanda Dia juga dikenal sebagai ilustrator Meninggal Pada Tahun 2015 
  • 1947 - John Perry Barlow penyair, penulis lagu, blogger, dan aktivis Asal Amerika Serikat
  • 1969 - Gwen Stefani, Artis Amerika Dan ia juga sebagai penyanyi-penulis lagu sertaperancang busana
  • 1981 - Zlatan Ibrahimovic, pemainsepak bola dan juga tim inti nasional asal Swedia 
  • 1987 - Zuleyka Rivera, Model Rico-Amerika Puerto dan aktris Pernah ikut Miss Universe pada tahun 2006
Demikianlah Artikel Admin Tentang Asal Usul Sejarah Hari ulang tahun Pembela Tanah Air (PETA) dikutip dari aku cinta negeriku, Sekian Dan Terimakasih, Silahkan Baca Juga Postingan Lainya Yaitu Asal Usul Sejarah Hari Batik Nasional Tanggal 2 Oktober Di Peringati Kalender Hari ultah Peta 2014, 2015, 2016, 2017, 2018, 2019, 2020 Jatuh Pada Tanggal Berapa
Posted by : Pixer Rating 5 Star Published : 2016-10-26T17:42:00+07:00
 
Blogger Designed by dsas