Anda sudah kencang berlari, sementara ia hanya jalan di tempat. Sementara target harus dicapai bersama. Memiliki tim kerja seperti ini, Anda perlu trik tersendiri!
Alasan Maria untuk pindah bagian di kantornya mungkin agak langka. Jika orang lain memutuskan pindah lantaran tak tahan dengan sikap bos, bertengkar dengan rekan sekerja, gaji yang tak mencapai standar, atau pekerjaan yang membosankan, alasan Maria terbilang unik. "Aku tak tahan bekerja dengan Linda yang sangat pasif," ungkapnya. Lho? Apakah itu merugikan dirinya?
"Jelas. Kerja di perusahaanku tidak individual, tapi kerja tim. Lama-lama aku capek melakukan segala sesuatu sendirian, sementara Linda hanya jadi 'bayang-bayang'. Mau menegur rasanya tak enak, karena aku dan dia ada di satu level. Tidak menegur, hatiku yang pegal. Mungkin bekerja jauh dari Linda akan lebih baik buatku," tandasnya.
Anda punya problem yang sama dengan Maria? Memiliki rekan kerja yang pasif, untuk sebagian orang mungkin tak masalah. Malah bisa menjadi satu 'dongkrak' tersembunyi yang mampu menampilkan Anda sebagai karyawan teladan (karena potensi karyawan lain jauh di bawah Anda).
Tapi buat mereka yang bekerja dalam sistem teamwork, rekan kerja macam ini akan melelahkan Anda, secara batin dan fisik. Sudah beban kerja Anda bertambah, psikis Anda pun tertekan karena menahan dongkol. Lari dari lingkungan kerja tentu bukan jalan terbaik, apalagi jika perusahaan tempat Anda bekerja tak biasa menerapkan pemindahan antar divisi dengan mudah.
Sebaliknya, membiarkan rekan kerja Anda terbuai dalam kemalasannya, bukan juga langkah yang bijak. Trik di bawah ini mungkin bisa menjadi solusi bagi Anda..!
Bersikap tegas. Coba Anda ingat-ingat. Sikap pasif rekan Anda mungkin dipengaruhi oleh tindak-tanduk Anda yang penuh pemakluman. Dia tak siap ini, Anda cuma mengangguk. Dia tak siap itu, Anda tersenyum. Jangan heran jika ia tak pernah berpikir bahwa dirinya sebetulnya jadi beban Anda. Tak perlu sungkan bersikap tegas jika itu demi profesionalisme kerja!
Buat daftar teguran. Anda memang bukan ibu tiri, tapi untuk yang satu ini Anda boleh sedikit cerewet. Sebagai rekan kerja terdekat, Anda tentu tahu kelemahannya dalam bekerja. Buatlah daftar teguran yang bisa Anda ungkapkan tiap hari. Sampaikan dalam bahasa yang enak, tapi mengena.
Smart dalam pembagian kerja. Banyak kesalahan dilakukan terhadap si karyawan malas. Karena dia sulit bekerja cepat, maka dia diberikan pekerjaan yang mudah. Ini jusrtru akan memperparah keadaan. Biarkan Anda dan dia mengerjakan tugas yang rata. Dan selalu kemukakan padanya, bahwa jika dia tak serius mengerjakan tugasnya, maka itu akan mempengaruhi hasil kerja Anda.
Biarkan umum melihat. Jangan menutupi kelemahan rekan Anda dengan meng'cover' pekerjaannya yang terabaikan. Lakukan pekerjaan Anda dengan prima, dan buat laporan mengenai hasil gemilang Anda. Jika Ada sesuatu yang tak beres pada hasil kerja divisi Anda, atasan akan tahu bahwa penyebabnya bukan diri Anda.
Jangan terbawa sikapnya. Lagi-lagi, ini kesalahan yang sering dilakukan, dan akan merugikan Anda. Sadar bahwa rekan Anda sangat lambat bekerja, Anda merasa rugi jika bersikap rajin sendirian. Anda lalu mencontoh ritme lambannya, dengan pemikiran jika bos marah tanggungjawab dipikul berdua.
Berpikirlah sedikit individualis. Pikirkan bahwa reputasi Anda ada di tangan Anda sendiri. Bekerjalah dengan ritme yang sudah Anda buat dan pertahankan itu, sambil berupaya membangun etos kerja kerja yang lebih baik bagi rekan Anda.
foto wallpaper via huffingtonpost.com Silahkan Baca Juga Postingan Lainya Yaitu 3 Kiat Sukses Wanita Saat Menghadapi Masa-Masa Sulit Yang Jarang Pria Tahu Bagaimana Untuk Tidak Kehilangan Harapan di Masa Sulit