Tak ada yang berubah dari wanita ini. Geraian rambutnya masih panjang seperti dulu. Begitu pun tawanya yang serta-merta. Keceriaan juga seakan tak mau lepas dari wajah Kurniaty Kamalia, perempuan muda itu. Ini sua ketiga kami. Dan malam itu, di salah satu sudut Kafe Wien, Plaza Senayan, Jakarta, ia melarutkan aku dalam kisah hidupnya.
"Semua orang di keluargaku berpengaruh dalam pembentukan pribadiku," kata lajang yang akrab disapa Titi Kamal ini. Ia merasa, peran keluarganya begitu besar dalam perjalanan karier dan percintaannya. "Karena sesungguhnya, peranan orang tua sangat penting, sebelum kita dilepas ke lingkungan," ucap artis cantik ini.
Ia tak pernah dilarang melakukan sesuatu yang menjadi keinginannya. Paling banter ia diingatkan. "Jadi, aku sendiri yang menentukan, apa yang mau dan tidak mau gue lakukan," kata pengagum laut yang mengaku bisa membedakan mana hal baik dan buruk ini.
Pemeran Maura dalam film Ada Apa Dengan Cinta?, ini tidak membantah pernah melawan pada orang tuanya. "Itu dulu, saat aku belum tahu tujuannya dilarang," katanya, cepat. Misalnya, tak boleh pulang larut malam. "Kadang-kadang gue pengen pergi ke suatu tempat, tapi, kok, dilarang?" ujarnya, tanpa menyebutkan tempat dimaksud.
Alumnus SMU Negeri 48, Jakarta, ini pun punya cara sendiri jika sedang dihadapkan pada sebuah persoalan. "Biasanya aku merenung seorang diri di dalam kamar, untuk menemukan jalan keluar," tuturnya, serius. Meksi begitu, ia tetap merasa perlu untuk mengindahkan pendapat teman-temannya untuk keluar dari masalah.
Kesendiriannya juga kerap ia nikmati jika sedang memperoleh sebuah keberhasilan. "Meski mencapai sesuatu yang lebih baik, aku berusaha untuk tetap introspeksi diri," kata pengagum tokoh komik Maya Kitajima itu. Ia percaya, kebaikan dan keburukan merupakan dua hal yang patut dijadikan bahan untuk merefleksi diri.
***
Kebaya putih itu membungkus tubuhnya. Setangkai bunga berwarna kecokelatan ia selipkan di telinga kanan. Janji kami kembali terpaut di malam yang lain. Aku berdiri di bawah temaram sinar bulan. Menanti wanita berkulit hitam manis itu menyelesaikan perannya.
Sedari tadi, aku memang menunggunya. Ketika matanya mendapatiku, ia lalu berkata seraya tersenyum, "Eh, sudah datang." Sekejapan mata kami bertemu saat berdiri bertentangan. "Cobain, deh," katanya, sembari menawarkan kue putri salju kepadaku. Ini malam kedua, dan kisahnya masih terus mengalir.
Baginya, hidup terasa begitu cepat. "Dan, kita semua akan berhadapan dengan kematian, akhirat, dan perhitungan amal," kata bungsu dari lima bersaudara ini. Jadi, ia merasa perlu untuk memupuk banyak kebaikan dalam hidupnya.
"Tak ada lain yang ingin gue capai selain kebahagiaan hidup," ucap Best Model in Video MTV 2002 itu. Ia yakin, dengan bermodalkan kebahagiaan, semua urusan akan menjadi mudah. "Elo akan bisa mengerjakan sesuatu secara total," katanya, tandas.
Kebahagiaan terbesar saat ini, menurutnya, bisa berada di tengah-tengah keluarga. Namun, tak jarang ia merasa sepi di tengah keramaian. "Aku rasa semua orang pernah merasa seperti itu," kata gadis kelahiran Jakarta, 7 Desember 1981, ini. Hal itu muncul, jika ia merasa tidak ada yang peduli padanya.
Meski terbilang masih muda, ia mengaku punya pengalaman yang membuatnya sadar akan makna hidup. "Saat syuting jadi pemulung, gue jadi tahu susahnya nyari uang meski hanya sepuluh ribu rupiah," katanya dengan tatapan mata menerawang.
Tetapi, ia merasa penting untuk lebih banyak memberi daripada menerima. "Gue merasa harus bisa survive sendiri, tidak bergantung pada orang lain," tutur pelakon Intan dalam film Eiffel...I'm in Love ini.
Dara yang akan berperan sebagai gadis tunarungu dalam sebuah sinetron ini, sempat membatin tentang kematian. "Kita harus bisa mati dalam keadaan berguna dan dikenang orang secara baik," kata penghobi renang ini, serius.
***
Potong demi potong Banana Split itu masuk ke mulutnya. Tawa lepas dan candanya membuat kami terasa bagai karib yang lama tak bertemu. Titi mengajakku terbenam dalam diam. Seperminuman teh kemudian, ia bicara tentang kaumnya, perempuan.
Pemeran Canda dalam sinetron Canda ini menganggap perempuan Indonesia sudah lebih modern. "Meski, tidak sedikit yang menyalahartikan makna modern itu," ucapnya, sambil membelai rambutnya. Putri Moch. Kamal Badry dan Elly Rosniati itu lalu berpendapat tentang dua tipe wanita Indonesia.
Kaum feminis dianggapnya sebagai wanita yang mengedepankan intelektualitas dalam tiap tindakannya. Sementara, kelompok kedua dinilainya sebagai golongan yang lebih memikirkan fisik dan penampilan. "Nah, mereka masuk dalam kelompok perempuan-perempuan cantik, tapi enggak punya otak," katanya, tandas.
"Kamu masuk kelompok yang mana?" tanyaku. "Gue berusaha ada di tengah-tengah. Tidak terlalu pintar dan enggak bego-bego banget," ucap dara berkulit hitam manis ini, seraya mengurai senyum.
Cinta pun menjadi topik kami kala itu. "Cinta pada lelaki, bagi gue, standar saja, klise, sama dengan orang lain," tuturnya, pelan. Cinta seperti ini, menurutnya, mesti saling terbuka dan berbagi. "Kalau seorang perempuan sudah bisa berkorban untuk pria yang disayangi, berarti dia sungguh mencintainya," kata penyuka syair cinta ini.
Saat kusinggung tentang kegagalan cinta yang dialaminya, sebaris kalimat harapan terucap dari bibirnya. "Gue enggak mau posesif, cemburuan, atau ngekang. Karena, gue yakin sesuatu yang baik akan datang padaku," ujarnya, berfilsafat.
Dalam cinta, ada yang termaafkan, tak termaafkan, dan ada yang tak terlupakan, begitu menurutnya. "Selingkuh itu tidak termaafkan dan akan jadi cacat seumur hidup di mata gue" tutur aktris yang tak mau diputuskan lebih dulu ini . Wajar, kalau kemudian ia memilih mengakhiri hubungan jika tahu pasangannya berselingkuh.
Udara di sekitarku mengantarkan wangi parfum Light Blue dari D&G yang menyiram tubuhnya. Sejenak kemudian, kutunjukkan foto kami berdua setahun silam. "Lenganku gemuk banget, ya," ucapnya, setengah bertanya. Percakapan tak putus. Ia percaya soulmate tak selalu harus pasangan hidup. "Kalau jodoh, itu pasangan yang menjadi pendamping hidup kita. Tapi, belahan jiwa bisa saja orang lain, sahabat, atau bahkan saudara sendiri," katanya, menjelaskan.
Kemudian ia mengulang kalimat yang dulu pernah ia sampaikan padaku tentang seks tanpa ikatan perkawinan. "Kalau aku, sih, masih mengagungkan virginitas," katanya, serius. Tetapi, ia berpendapat, seks pranikah merupakan pilihan setiap individu.
"S3x is not a crime" begitu, ia berkata. Ia menambahkan, kalau pun ia hamil di luar nikah, akan tetap ia lahirkan bayi itu. "Gue enggak mau menambah dosa dengan menggugurkannya," kata pemilik tinggi 169 sentimeter dan bobot 50 kilogram ini.
Lalu, seandainya kamu jadi istri kedua? "Aku enggak bakal terima. Gue kurang bisa terima, perhatian gue penuh, tapi dia malah kasih hanya seperempat," ujarnya, membandingkan.
Angin malam masih berdesir kencang, saat kutemani dia dalam pengambilan gambar sebuah sinetron. Saat itu kami berada di sebuah rumah di bilangan Cilandak, Jakarta Selatan. "Saat tua nanti, aku ingin bisa menikmati hidup. Memandangi indahnya pegunungan dan suara ombak yang menggulung, tanpa beban," katanya, penuh harapan.
Aku hanya tersenyum kecil. Memandangi pantulan bentuk bulan tiga perempat di atas kolam renang. Dari balik pepohonan kecil, suara katak seperti mengiringi senandung kecil gadis itu, "Semusim telah kulalui, telah kulewati, tanpa dirimu....". Dan, bulan pun tertutup awan.
Folow Sosmed Artis Cantik Titi Kamal
INSTAGRAM www.instagram.com/titi_kamal
TWITTER https://twitter.com/Titi_KamaLL.
Foto Gambar Sumber Dari akun instagram titi kamal artikel dikutip dari majalah matra Silahkan Baca Juga Postingan Lainya Yaitu Untuk Pria ini tips cara memilih calon istri untuk rumah tangga Kurniaty Kamalia www.tanggalhari.com biodata dan profil titi kamal artis cantik asal indonesia