Asal Usul Sejarah Pembentukan Kohanudnas, pertumbuhan dan perkembangannya tidak terlepas dari perkembangan TNI Angkatan Udara. Pembentukan ini dilakukan karena Pimpinan Kohanud Angkatan, Kohanudgab dan Menpangau merasakan betapa pentingnya suatu pengendalian tunggal dari operasi pertahanan udara.
Pada tahun 1958 dibentuk Sektor Operation Center (SOC) dengan unsur kekuatan Arhanud Angkatan Darat, Pasukan Pertahanan Pangkalan (PPP), Pasukan Penangkis Serangan Udara ( PPSU), pesawat Mustang dan pesawat Jet Vampire
Tahun 1961 dibentuk Komando Pertahanan Udara Gabungan (Kohanudgab) yang terdiri dari tiga Angkatan dan Polri. Tujuannya untuk melindungi pusat offensif daerah Mandala Yudha di Wilayah Timur Indonesia.
Mengingat betapa pentingnya Komando pengendalian tunggal dalam operasi pertahanan udara, pada tanggal 9 Februari 1962 Presiden selaku Panglima Tertinggi atas Angkatan Perang RI, mengeluarkan Kepres Nomor : 8/PLM-PS Tahun 1962 tentang pembentukan Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas), dan tanggal tersebut ditetapkan menjadi Hari Jadi Kohanudnas.
Lahirnya Angkatan Udara di Indonesia
Embrio Angkatan Udara Hindia Belanda bernama Proefvliegavdeling (PVA) berdiri pada tanggal 21 Juli 1918. Pasca Perang Dunia , Agustus 1921, PVA mendirikan sebuah escadrille (skadron) di Soekamiskin Jawa Barat dengan kekuatan enam pesawat. Ini merupakan skadron pesawat pertama yang pernah ada di Indonesia. Jenis pesawat yang digunakan adalah De Havilland dan Fokker D-VII, dan Kapten Stom menjabat sebagai Komandan.
Pada tanggal 31 Maret 1939 Belanda membentuk Angkatan Udara dengan nama Militaire Luchtvaart. Tanggal 1 September 1939, Jerman melakukan invasi ke Polandia dan ditandai dengan dimulainya Perang Dunia II.
Hal ini membuat Belanda takut menghadapi perang, dan ketika itu pula Jepang semakin mengancam di Hindia Belanda (Indonesia). Kemudian Belandapun mulai membangun pangkalan-pangkalan udara dengan segala fasilitasnya serta melatih para pemuda Indonesia untuk menjadi penerbang.
Tentunya ini menjadi keuntungan bagi bangsa Indonesia, karena, Indonesia telah memiliki penerbang-penerbang muda yang mampu menerbangkan pesawat-pesawat peninggalan penjajah.
Pada saat AURI lahir pada tanggal 9 April 1946, hanya bermodalkan pesawat-pesawat “non-flyable” peninggalan Jepang. Dengan berbekal semangat pantang menyerah, para prajurit AURI berusaha mengoperasikan pangkalan-pangkalan udara yang ada dan memperbaiki sistem komunikasi serta alutsistanya untuk dapat digunakan dalam menghadapi pasukan Belanda yang sewaktu-waktu bisa datang.
Pada umumnya di masa perang kemerdekaan, unsur-unsur pertahanan udara milik TNI masih merupakan bagian dari kesatuan infantri ataupun kesatuan pertahanan pangkalan. Senjata yang dimiliki terbatas pada senjata PSU (Penangkis Serangan Udara) peninggalan tentara Jepang dan Belanda.
Peran rakyat saat itu sebagai unsur pertahanan sipil di bidang pertahanan udara, antara lain bertindak sebagai“People Warning” (Early Warning) dan membantu penyelenggaraan perlindungan masyarakat terhadap bahaya udara.
Pembentukan Kohanudnas, pertumbuhan dan perkembangannya tidak terlepas dari perkembangan TNI Angkatan Udara. Pembentukan ini dilakukan karena Pimpinan Kohanud Angkatan, Kohanudgab dan Menpangau merasakan betapa pentingnya suatu pengendalian tunggal dari operasi pertahanan udara.
Pada tahun 1958 dibentuk Sektor Operation Center (SOC) dengan unsur kekuatan Arhanud Angkatan Darat, Pasukan Pertahanan Pangkalan (PPP), Pasukan Penangkis Serangan Udara ( PPSU), pesawat Mustang dan pesawat Jet Vampire.
Tahun 1961 dibentuk Komando Pertahanan Udara Gabungan (Kohanudgab) yang terdiri dari tiga Angkatan dan Polri. Tujuannya untuk melindungi pusat offensif daerah Mandala Yudha di Wilayah Timur Indonesia.
Mengingat betapa pentingnya Komando pengendalian tunggal dalam operasi pertahanan
Pada Hari ini pada kalender indonesia setiap Tanggal 1 Februari Hari HUT Kohanudnas Indonesia, meupakan hari besar nasional kita Foto Gambar Artikel Sumber Dari website kohanudnas.mil.id
Pada tahun 1958 dibentuk Sektor Operation Center (SOC) dengan unsur kekuatan Arhanud Angkatan Darat, Pasukan Pertahanan Pangkalan (PPP), Pasukan Penangkis Serangan Udara ( PPSU), pesawat Mustang dan pesawat Jet Vampire
Tahun 1961 dibentuk Komando Pertahanan Udara Gabungan (Kohanudgab) yang terdiri dari tiga Angkatan dan Polri. Tujuannya untuk melindungi pusat offensif daerah Mandala Yudha di Wilayah Timur Indonesia.
Mengingat betapa pentingnya Komando pengendalian tunggal dalam operasi pertahanan udara, pada tanggal 9 Februari 1962 Presiden selaku Panglima Tertinggi atas Angkatan Perang RI, mengeluarkan Kepres Nomor : 8/PLM-PS Tahun 1962 tentang pembentukan Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas), dan tanggal tersebut ditetapkan menjadi Hari Jadi Kohanudnas.
Lahirnya Angkatan Udara di Indonesia
Embrio Angkatan Udara Hindia Belanda bernama Proefvliegavdeling (PVA) berdiri pada tanggal 21 Juli 1918. Pasca Perang Dunia , Agustus 1921, PVA mendirikan sebuah escadrille (skadron) di Soekamiskin Jawa Barat dengan kekuatan enam pesawat. Ini merupakan skadron pesawat pertama yang pernah ada di Indonesia. Jenis pesawat yang digunakan adalah De Havilland dan Fokker D-VII, dan Kapten Stom menjabat sebagai Komandan.
Pada tanggal 31 Maret 1939 Belanda membentuk Angkatan Udara dengan nama Militaire Luchtvaart. Tanggal 1 September 1939, Jerman melakukan invasi ke Polandia dan ditandai dengan dimulainya Perang Dunia II.
Hal ini membuat Belanda takut menghadapi perang, dan ketika itu pula Jepang semakin mengancam di Hindia Belanda (Indonesia). Kemudian Belandapun mulai membangun pangkalan-pangkalan udara dengan segala fasilitasnya serta melatih para pemuda Indonesia untuk menjadi penerbang.
Tentunya ini menjadi keuntungan bagi bangsa Indonesia, karena, Indonesia telah memiliki penerbang-penerbang muda yang mampu menerbangkan pesawat-pesawat peninggalan penjajah.
Pada saat AURI lahir pada tanggal 9 April 1946, hanya bermodalkan pesawat-pesawat “non-flyable” peninggalan Jepang. Dengan berbekal semangat pantang menyerah, para prajurit AURI berusaha mengoperasikan pangkalan-pangkalan udara yang ada dan memperbaiki sistem komunikasi serta alutsistanya untuk dapat digunakan dalam menghadapi pasukan Belanda yang sewaktu-waktu bisa datang.
Pada umumnya di masa perang kemerdekaan, unsur-unsur pertahanan udara milik TNI masih merupakan bagian dari kesatuan infantri ataupun kesatuan pertahanan pangkalan. Senjata yang dimiliki terbatas pada senjata PSU (Penangkis Serangan Udara) peninggalan tentara Jepang dan Belanda.
Peran rakyat saat itu sebagai unsur pertahanan sipil di bidang pertahanan udara, antara lain bertindak sebagai“People Warning” (Early Warning) dan membantu penyelenggaraan perlindungan masyarakat terhadap bahaya udara.
Pembentukan Kohanudnas, pertumbuhan dan perkembangannya tidak terlepas dari perkembangan TNI Angkatan Udara. Pembentukan ini dilakukan karena Pimpinan Kohanud Angkatan, Kohanudgab dan Menpangau merasakan betapa pentingnya suatu pengendalian tunggal dari operasi pertahanan udara.
Pada tahun 1958 dibentuk Sektor Operation Center (SOC) dengan unsur kekuatan Arhanud Angkatan Darat, Pasukan Pertahanan Pangkalan (PPP), Pasukan Penangkis Serangan Udara ( PPSU), pesawat Mustang dan pesawat Jet Vampire.
Tahun 1961 dibentuk Komando Pertahanan Udara Gabungan (Kohanudgab) yang terdiri dari tiga Angkatan dan Polri. Tujuannya untuk melindungi pusat offensif daerah Mandala Yudha di Wilayah Timur Indonesia.
Mengingat betapa pentingnya Komando pengendalian tunggal dalam operasi pertahanan
Pada Hari ini pada kalender indonesia setiap Tanggal 1 Februari Hari HUT Kohanudnas Indonesia, meupakan hari besar nasional kita Foto Gambar Artikel Sumber Dari website kohanudnas.mil.id